Jumat, 20 Juli 2012

Tarawih VS Senam


Marhaban ya Ramadhan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya. Setiap ramadhan tarawih menjadi pelengkap yang tak terpisahkan. Well, tadi malam saya pun tak meninggalkan shalat tarawih di mushala dekat rumah. Ini kali pertama saya shalat tarawih si mushala ini, setelah bertahun-tahun lamanya menghabiskan waktu di kota Malang. Dan yang pasti karena rumah saya dulu tidak di sini.

Oke saya pun bertarawih. Tak ada nikmat di hati selain ngos-ngosan. Saya sulit membedakan antara tarawih dengan senam. Kata teman saya, tarawih patas itu namanya. Astaga apa nikmatnya tarawih seperti itu? tidak menyentuh. Surat yang dibaca imam pun jadi nggak jelas sangking cepetnya.

Saat kita menghadap orang yang penting, kepala desa misalnya. Pasti dong kita bersikap sopan santun dan mengutarakan apa yang kita inginkan dengan susunan kalimat yang baik. Tidak grusa grusu agar kemauan kita terpenuhi. Well, bicara dengan pemimpin desa saja harus seperti itu. La ini menghadap yang maha kuasa dan yang maha segala-galanya malah terbirit-birit.

Saya tidak bermaksud menggurui di sini. Saya bukan siapa-siapa dan pengetahuan agama saya pun tidak seberapa. Bagi orang awam seperti saya, shalat dengan pelan dan tenang justru akan menghasilkan nikmat di hati. Sekali lagi itu menurut saya.

Saya masih ingat waktu shalat di masjid kampus Ar-Fahrudin. Entah kenapa saat mendengarkan surat yang dibacakan imam, hati saya menjadi tersentuh. Bacaan iman yang jelas tajwidnya, benar-benar membuat hati saya treyuh. Shalat yang hampir satu jam pun menjadi tak ada apa-apanya, bahkan saya merasa kurang.

Yeah... baiklah, Semoga tarawih nanti malam tidak terlalu terbirit-birit seperti semalam :)

-yna-
gambar: http://nyunyu.com/2012/07/yang-biasa-dilakukan-pas-bolos-tarawih/