Minggu, 27 Mei 2012

Dunia Ini Kadang Tak Sama


Saya suka sekali ngobrak ngabrik blognya mbak Swistien. Meski saya enggak pernah menyisakan jejak. Halah! Tapi yang jelas blog saya ada, karena efek sering mbaca blognya mbak Swistien. Klik aja kalau pingin mampir http://thisisswistien.wordpress.com/

Beberapa menit yang lalu, saya membaca postingan terbaru mbak Swistien "dunia ini berwarna, teman!" Saya jadi keingat kosan saya di Malang. Otak saya pun mulai berselancar ke masa-masa pertengahan tahun 2010. Saya pikir lesbian itu tidak benar benar ada. Seriusan! Saya pikir lesbian itu hanya ada di zamannya nabi Lut. Tapi oh tapi tidak seperti itu teman.

Mas Anto yang merekomendasikan kosan itu untuk saya. Yeah.. karena kosan itu dekat dengan kontrakan mas Anto, jadi antar jemputnya biar gampang. Lagi pula kosan itu lumayan bagus dan bersih. Jadi baiklah saya terima dan saya pun kos di sana untuk beberapa bulan.

Dan dan dan ketika kos di situ, dunia saya jungkir balik. Banyak pertanyaan pertanyaan yang tersendat di tenggorokan dan tak berani saya lontarkan. Saya itu tipe pendiam dan sangat pendiam jika pertama kali bertemu dengan orang baru. (Ngomong seperlunya).

Saya sempet kaget melihat  cewek dengan potongan cowok. Tidak hanya itu, semua muanya dari ujung kaki sampai ujung rambut cowok. Sandal, celana, baju sampek daleman (saya lihat pas dia njemur pakaian) semuanya cowok. Dan saya semakin syok saat mergoki mereka saling ciuman bibir. Gak tahu kenapa tiba-tiba saya mual. Yeahhh... ini pemandangan baru yang tertangkap oleh mata saya. Apakah setelah itu saya menghujat mereka? Tidak. Saya diam saja dan saya tetap menegur mereka jika berpaprasan.

Saya pikir, kehidupan mereka ya kehidupan mereka. Kehidupan saya ya kehidupan saya. Tapi lama-lama saya risih juga di sana. Akhirnya saya minggat dari kosan itu. Hahaha.... saya memang kurang kuat mental jika harus berada di tempat seperti itu. Lebih baik saya cari tempat lain yang bisa membuat saya nyaman.

Dunia ini memang penuh warna, sangat berwarna. Apa yang ada di sekeliling kita, memang belum tentu sama dengan kita.


_yna_
http://www.zimbio.com/member/bocahiseng/articles/6331955/Merubah+Masa+Lalu+tuk+Masa+Depan




Jumat, 04 Mei 2012

Dulu dan Sekarang



Saya sudah di Banyuwangi sekarang. Mungkin sudah satu bulan ini saya menginjakkan kaki di tanah Blambangan. Kota yang terkenal dengan penari gandrungnya. Eh, rumah saya tidak di kota tidak juga di desa. Lalu? Rumah saya itu di dusun. Iya dusun itu lebih kecil dari desa. Jadi begini urutannya, dusun-desa-kecamatan-kabupaten-provinsi. Seperti itu lah.

Baik itu tak masalah bagi saya. Menempati tempat baru, perlu sedikit improvisasi. Tentu saja. Saya bukan tipe orang yang dengan begitu saja bisa kerasan di suatu tempat. Apalagi tempat baru. Perlu ekstra kerja keras untuk menstabilkan hati ini.

Dulu ketika di Malang, saya berpindah kosan hingga delapan kali. Beberapa teman memang sempat terheran heran dengan tingkah saya yang sering gonta ganti kosan. Jika hanya menjinjing satu dua tas untuk berpindah kosan tentu tak mengherankan. Saya berpindah delapan kali dengan barang-barang saya yang sangat membludak. Alasannya sederhana. Saya tak kerasan di kosan itu, maka saya pindah. Saya tak suka memaksa hati saya untuk berkrasan krasan ria di satu tempat. 

Ketika saya sekarang sudah di Banyuwangi. Tentu saja akan berbeda ketika di Malang. Saya cukup memahami hal itu. Apalagi di Banyuwangi ini bukan Banyuwangi kota. Sudah saya bilangkan tadi, saya itu di dusun. Jangan mengharapkan fasilitas di sini. Kalau mau sesuatu mari kita ke kecamatan. Kalau tidak ada juga terpaksa menyeret kaki ke kabupaten. Dan untuk itu saya harus menempuh jarak berkilo-kilo untuk pergi ke Banyuwangi kota sana. Hmmm.....

Kemarin saya kehabisan tinta printer. Astaga susah sekali mencari merk tinta data print di sini. Saya harus ke Banyuwangi kota baru saya dapat. Untuk mengecek uang lewat ATM pun, saya juga harus ke Banyuwangi kota karena ATM di Rogojampi sedang mengalami kerusakan. Dan saya hanya bisa menghela nafas dan menyabar-nyabarkan hati saya.

Bebicara soal sabar, memang bukan perkara mudah. Mungkin akan mudah meluncur dari mulut tapi susah untuk realisasinya. Yeah mungkin itu kenapa, Tuhan selalu bersama dengan orang-orang yang sabar. Sabar itu tidak mudah. Karena itulah Tuhan memberi penghargaan berupa pahala bagi mereka yang sabar. 

Jadi mari kita bersabar, agar Tuhan selalu bersama kita ^_^


-yna-