Seperti biasa, setiap cowok saya libur kerja pasti saya diajak makan di warung mak Ti. Warung sederhana yang hanya berukuran kira-kira 3x10. Bentuknya seperti persegi panjang. Sederhana sekali. Namun tempat ini selalu ramai oleh pengunjung. Awalnya agak ragu makan di sini. Saya tidak terlalu suka makan di tempat yang sesak dan ramai. Namun, akibat paksaan cowok saya, saya pun akhirnya duduk di warung itu untuk memesan makan.
Menu yang saya pesan sederhana, nasi dengan sayur bayam, telur dadar, tempe goreng berlumur tepung dan juga sambal. Saya memang tidak terlalu suka dengan daging atau ikan laut, jadi saya selalu memesan menu itu untuk sarapan. Sederhana memang, tapi rasanya yang tidak sederhana. Setiap makan di sini saya teringat dengan masakan ibu di rumah. Yah, menu yang saya pesan sedikit mengobati kerinduan saya dengan orang-orang di rumah.
Untuk makan di sini perlu kesabaran ekstra. Pembelinya selalu berjubel. Antri dan yang makan tidak boleh duduk terlalu lama, karena harus bergantian dengan pembeli yang lain. Hmmm....
Pagi tadi saya memesan makanan seperti biasanya. Saya terbelalak dengan nasi yang di hidangkan. Tidak seperti biasanya. Nasi yang disajikan nasi jagung. Memory saya mendadak melayang ke-19 tahun yang lalu. Saat saya berusia sekitar empat atau lima tahun. Saya punya tetangga bernama Siti. Keluarga Siti sering memasak nasi jagung. Gara-gara nasi jagung itu, saya jarang makan di rumah dan lebih tertarik untuk makan di rumah Siti.
Nasi jagung ini mengingatkan masa kecil saya. Mengingatkan juga pada Siti, Dian, Beti, mbak Hestin dan dek Tian mereka adalah teman-teman kecil saya. Dulu kami sering menghabiskan waktu bersama. Tapi sekarang, kami terpisah untuk menjalani hidup masing-masih. Bahkan dek Tian telah berpulang ke sisi Allah akibat jatuh dari motor. Ah.... saya begitu merindukan masa kecil saya, merindukan teman-teman kecil saya. Sedang apa mereka, mungkinkah mereka juga merindukan saya????
-yna-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar