Kamis, 26 Januari 2012
Malaikat Mencatat
Berhati-hati dengan ucapan itu perlu teman. Kalian pernah dengar nggak, "Ucapan adalah doa!" Yah saya rasa itu berlaku untuk semua ucapan, baik bercanda atau pun sedang serius. Saya sendiri enggak tahu bagaimana prosesnya sebuah ucapan bisa menjadi kenyataan. Mungkin malaikat mencatat kali ya, semua ucapan kita dan kemudian dikirim ke Tuhan terus jadilah kenyataan yang benar-benar terjadi. Entahlah!
Beberapa bulan yang lalu teman sekelas saya menyebarkan kabar yang cukup menghebohkan kami sekelas. Dia mengabarkan kalau teman sekelas kami, Jana masuk rumah sakit karena kecelakaan, dia bilang kondisinya parah dan enggak sadarkan diri. Siapa coba yang gak syok ndenger kabar kek gitu. Apalagi kami sekelas jiwanya tuh sosial banget, langsung deh sang ketua tingkat mengkomando teman-teman untuk penggalangan dana.
Dan setelah kami semua heri (heboh sendiri) ternyata itu semua hanya kabar yang menyesatkan. Jana baik-baik saja sodara. Dia enggak kecelakaan, sehat walafiat. Kami sekelas pun ngamuk sama penyebar gosip itu. Yah gimana enggak, dia penyebar gosip itu adalah teman se genk se kos-kosan Jana, ngasih kabar kek gitu ya jelaslah kami percaya. Dan dan dan dia tidak tahu kalau malaikat sedang menulis ucapannya dan menyampaikannya ke Tuhan.
Beberapa bulan pun berlalu. Dan kemarin kemarin itu group kelas di FB heboh lagi soal Jana yang kecelakan. Kami sekelas yang biasanya berjiwa sosial banget, memicingkan mata. Yah bukan salah teman-teman juga enggak percaya. Mungkin mereka sedang berhati-hati, takut terjebak dalam kabar yang menyesatkan. Orang kalau sudah dibohongi, susah tau buat percaya lagi. Hati mereka pasti berbicara," Jangan percaya, jangan percaya. Ini jebakan!"
Jujur saya sempat enggak percaya. Beberapa kali saya mendapat SMS yang mengabarkan tentang Jana kecelakaan. Dengan jahatnya saya mengabaikan SMS itu. Samapi akhirnya Fitri mengajak saya untuk menjenguk Jana kemarin di RS Saiful Anwar. Ya, baiklah mari kita buktikan Jana beneran dirawat di rumah sakit apa enggak. Kalau sampek mereka berbohong lagi, awas saja tak timpukin pakek sepatu tuh orang. Haduh pendendam sekali saya ini >_<
Sesampainya di RS, saya dan Fitri mencari ruang 17 kamar no. 6. Yah, seperti kata Ferdy (teman sekelas kami juga) mengatakan Jana dipindahkan keruangan itu. Dan tarammmmmm persis di kamar no. 6 saya melihat sesosok Jana tengah berbaring dengan kaki dan tangan terbalut kain coklat. Yah Jana beneran kecelakaan kaki dan tangannya patah. Yang bikin makin miris Jana enggak nyambung diajak ngomong. Dia tanya Fitri sudah ujian skripsi apa belum? padahalkan dia tahu Fitri sudah wisuda. Terus dia tanya lagi kerja di mana Fitri sekarang? La bukannya Jana tahu Fitri part time di jurusan. Dan dia juga tanya apa saya sudah ujian skripsi? Ya ela diakan datang pas ujian saya. Terus gelang rumah sakit yang ia kenakan, masak dia ngomong saya yang ngasih ke dia. Banyak hal lain yang enggak jelas yang dia lontarkan. Astaga kasian sekali Jana. Semoga cepat sembuh.
Lihat apa yang diomongkan oleh teman saya dulu, yang mengabarkan Jana kecelakaan sekarang benar-benar terbukti. Jana sungguhan kecelakaan. Pelajaran dari kejadian ini adalah berhati-hatilah dengan apa yang kita ucapkan meskipun itu sekedar bercanda, karena ucapan itu adalah doa. Mari kita berucap yang baik-baik saja biar malaikan mencatat hal yang baik-baik juga buat kita.
-yna-
sumber gambar: http://benarnggak.wordpress.com/2011/08/10/hati-hati-dengan-ucapan/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar